Ambon,CakraNEWS.ID- Antisipasi penggunaan narkoba di kalangan Institusi Pemerintahan dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional Provinsi Maluku dengan melakukan pengeckan urin kepada 46 Personel Pegawai Badan Keamanan Laut Zona Maritim Timur, Kamis (25/07/ 2019).
Pengecekan urin tersebut sebagai bagian dari program nasional yang terus digalahkan oleh BNN yaitu Pencegahan, Pemberantasan Penyalah gunaan, Peredaran Gelap Narkoba(P4GN) sebagai bentuk deteksi dini terhadap penyalahgunaan narkoba, sehingga diharapkan agar para Aparatur Sipil Negara (ASN) bisa terhindar dari penyalahgunaan narkoba.
Kepala Kantor Kamla Zona Maritim Timur, Laksmana Bakamla Vetty V.Salakay, saat membuka kegiatan, mengungkapkan jalur laut di Indonesia masih sangat rentan untuk disusupi oleh para bandar narkoba. Pasalnya jalur laut sering digunakan oleh para sindikat internasional untuk memasok barang haram tersebut.
Diperkirakan sekitar 90% peredaran narkoba di Indonesia masuk dari jalur laut. Hal ini disebabkan karena Indonesia memiliki garis pantai yang cukup panjang dengan pelabuhan tikus yang sangat banyak.
“Jalur laut merupakan jalur yang sangat rentan terhadap peredaran gelap narkoba. Oleh karena itu,kepada para anggota Bakamla Zona Maritim Timur agar lebih jeli dalam melakukan patroli di laut,” himbau Salakay
Disisi lain selaku Nara Sumber Sosialisai P4GN, Kepala Bidang Pencegahan BNNP Maluku,Abner Timisela, dalam pemaparanya mengatakan, pola perdagangan narkoba saat ini mulai bergeser. Awalnya, para bandit narkoba menyasar kota-kota untuk mengedarkan narkoba. Saat ini, pola perdagangan tersebut mulai bergeser dengan peredaran narkoba di desa-desa. Para bandar narkoba memanfaatkan perahu nelayan untuk melakukan penyelundupan narkoba.
“Tidak dapat dipungkiri, saat ini Indonesia telah menjadi sasaran peredaran narkoba oleh sindikat internasional. Bukan hanya itu, pola perdagangan yang mulai bergeser juga menjadikan permasalahan narkoba ini menjadi tantangan bagi kita untuk mengatasi masalah narkoba,” tutur Timisela. (CNI-01)