Bula, CakraNEWS.ID – Malaria merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia termasuk di Provinsi Maluku yang dapat menyebabkan kematian terutama pada kelompok resiko tinggi yaitu bayi, anak balita, ibu hamil, selain itu malaria secara langsung menurunkan produktivitas kerja. Dengan demikian malaria berperan sebagai salah satu penyakit yang sangat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, yang berdampak kepada masalah sosial ekonomi dan sosial budaya.
Hal tersebut sehingga Dinas Kesehatan Provinsi Maluku bekerja sama dengan UNICEF dan LSM Yayasan Kanjoli Terang Maluku (KTM) serta Dinas Kesehatan Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), menggelar Workshop PE 125 dan Surveilans Migrasi.
Pelatihan tersebut berlangsung selama tiga hari mulai 3 Juli sampai dengan 7 Juli 2023 di Gedung Serbaguna Dinas Kesehatan Kabupaten SBT. Peserta kegiatan terdiri dari Dinas Kesehatan SBT, Perwakilan Puskesmas, Tim Eleminasi Kementrian Kesehatan, DinasKesehatan Provinsi Maluku dan Perwakilan UNICEF Provinsi Maluku serta Pihak LSM Yayasan Kanjoli Terang Maluku (KTM).
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten SBT Samun Rumakabis, S.Kep, Ns saat membuka kegiatan tersebut menyampaikan, Apresiasi atas kegiatan yang di laksanakan dan memiliki peran penting dalam penanganan malaria di bumi berjuluk Ita Wotu Nusa itu.
“Dengan program malaria, kegiatan ini merupakan kegiatan yang sangat luar biasa dan sangat penting karena menjadi salah satu kunci bagi kita,” tutur Rumakabis.
Orang nomr satu di Dinas Kesehatan Kabupaten SBT itu juga menyebutkan, sampai saat ini dua tahun terakhir di Kabupaten SBT sendiri kasus malaria masih dibawah minim hal tersebut meruapakan sebuah upaya kerja keras yang di lakukan oleh Dinas dan juga seluruh Puskesmas yang ada di kabupaten SBT.
Menurutnya, Upaya untuk pencegahan pihaknya selalu mengirimkan data ke pihak Dinas Kesehatan Provinsi, Kementerian Kesehatan dan juga WO merupakan data yang valid. “ Sampai kita mempertanggung jawabkan data kita dan tereleminasi kita bisa pertanggung jawabkan,” terangnya.
Sementara itu, PJ Malaria Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Risa Elita Lating, SKM saat di kepada media ini menyebutkan, kegiatan yang di gelar merupakan suatu upaya bersama dimana Dinas Kesehatan Provinsi Maluku bekerja sama dengan LSM yang di danai langsung oleh Unicef yang telah menggelar kegiatan yang sama di sejumlah wilayah yang ada di Maluku.
“Sudah beberapa kali melakukan kegiatan tahun seperti tahun lalu kami sudah lakukan di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) dan Maluku Tenggara tahun ini kami lakukan di Kabupaten SBT yang pertama setelah ini juga akan dilaksanakan di Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT) dan juga di Maluku Barat Daya (MBD),” jelas Elita.
Kegiatan yang digelar , Kata Elita khususnya untuk Kabupaten SBT untuk kedepanya tetap mempersiapkan diri guna mendapatkan penilaian langsung oleh Kementerian Kesehatan Provinsi dalam hal ini untuk eleminasi malaria di Kabupaten SBT.
“Tentunya kami dari Provinsi mengharapkan teman-teman yang membidangi malaria di Puskesmas bisa memahami apa yang nantinya di berikan dalam paparan materi yang disampaikan,” ungkap Elita.
Senada Elita, Konsultan Malaria UNICEF Provinsi Maluku Chandra Umbu Reku Landuwulang, MSc., MCHAM mengungkapkan, dari sejumlah Kabupaten/kota di Provinsi Maluku Kabupaten SBT sendiri menjadi salah satu yang akan di persiapkan untuk eleminasi malaria.
Dikatakanya, Untuk eleminasi malaria seluruh pemegang program malaria yang ada di Puskesmas mampu dibekali dengan penyelidikan epidemiologi ehingga semua kasus malaria itu bisa dikelola dan ditangani dengan baik.
“Terutama untuk SBT itu sangat dekat dengan Papua. Saudara saudara kita dari papua itu masih endemis tinggi malaria , karena 30 persen masyarakat Kabupaten SBT itu tiap saat bolak balik ke Papua dan sangat berisiko makanya kita perlu training mereka untuk surveilance migrasi,” tegas Chandra.
Lanjutnya, “Supaya mereka bisa menangani orang-orang yang keluar masuk Papua dan Kabupaten SBT dengan baik sehingga tidak menularkan malaria kepada masyarakat lokal,” jelasnya.
Ditambahkan Candra, Target dari workshop tentunya menjadi modal bagi seluruh peserta yang ikut pada pelaksanaan kegiatan tersebut agar nantinya dalam menjalankan program surveilance malaria di tingkat puskesmas dengan sangat baik.
“Jadi dari keterwakilan puskesmas harapannya mereka bisa menggunakan 3 hari efektif ini untuk belajar sama-sama bertanya untuk hal yang tidak dipahami sehingga kita bisa menyelesaikan isu-isu yang ada terkait dengan malaria di setiap puskesmas,” kata Candra penuh harap.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Dian Maba, SKM Pengelola Program Malaria Dinas Kesehatan Kabupaten SBT, kegiatan workshop yang di laksanakan tentunya memiliki peran yang sangat penting sehingga menjadi sebuah acuan bagi semua dalam upaya pencegahan malaria di Kabupatyen SBT.
“Tujuan dari kegiatan tersebut agar setiap kasus positif malaria dapat dilakukan PE 125,” tutur Dian.
Ia menyebutkan, kegiatan yang dilaksanakan sangat baik karena PE 125 adalah salah satu indikator menuju eliminasi malaria. Terakhir Dian juga menekankan agar semua puskesmas harus bekerja lebih keras untuk percepatan pembangunan dibidang kesehatan khususnya Program Malaria agar target Eliminasi Malaria di SBT ini dapat tercapai sesuai dengan yang di targetkan.*** CNI-04