CakraNEWS.ID– ANDIL kaum hawa selama masa Revolusi Fisik (1945-1949) tidak bisa diabaikan begitu saja. Menurut Asti Musman & Tri Nugroho dalam buku Wong Wadon: Peran dan Kedudukan Perempuan Jawa dari Zaman Klasik hingga Modern (2017), para wanita juga antusias berjuang dalam bidang kemiliteran bersama kaum lelaki (hlm. 116).
Terbukti, mereka maju ke garis depan bukan sekadar sebagai penyuplai makanan. Banyak di antara pejuang perempuan yang bahkan ikut berperang seperti yang dilakukan prajurit pria. Kelompok inilah yang nantinya menjadi cikal-bakal korps wanita militer di Indonesia, termasuk polwan.
Semasa Orde Lama, Presiden Sukarno seringkali memberikan perhatian khusus terhadap laskar-laskar militer perempuan, polwan di antaranya. Pada upacara pembukaan Kongres Wanita Indonesia di Senayan, Jakarta, tanggal 24 Juli 1964, misalnya, Bung Karno menggelorakan spirit kaum wanita lewat pidatonya.
Dalam pidato itu, dikutip dari buku Wanita Indonesia Selalu Ikut Bergerak dalam Barisan Revolusioner (1964), Presiden Sukarno memuji polisi-polisi wanita dari Sukabumi yang ia ibaratkan seperti bunga, bunga yang oleh Bung Karno disebut Bunga Kartini -tokoh emansipasi wanita paling populer di Indonesia (hlm. 7). Polwan-polwan dari Sukabumi yang dimaksud Bung Karno merujuk kepada enam gadis Minang yang lulus sebagai polisi perempuan pertama di Indonesia setelah menempuh pendidikan lanjut di di SPN Sukabumi.
Di tahun yang sama, seperti dilaporkan Madjalah Angkatan Bersendjata (Masalah 1-10, 1964: 24), Bung Sukarno tampak bahagia dan bangga melihat atraksi Brigade Polisi Wanita dalam upacara peringatan Hari Angkatan Bersenjata. Presiden bahkan turun langsung untuk memberikan ucapan selamat kepada para polwan itu. Selain itu, Presiden Sukarno juga kerap mempercayakan keselamatan istri, anak-anak, dan keluarga terdekatnya kepada personil polwan yang dipilih secara khusus.***Tirto