Jejak Emas AKBP Dennie Andreas Dharmawan di Seram Bagian Barat: Kepemimpinan yang Tak Akan Dilupakan

Adventorial Pelopor
  • Pemimpin datang dan pergi, tapi jejak ketulusan tak akan pudar. Seram Bagian Barat tak hanya melepas seorang Kapolres, tapi merindukan seorang saudara.

Oleh: M. Fahrul Kaisuku

Ambon, CakraNEWS.ID– Ketika AKBP Dennie Andreas Dharmawan, SIK pertama kali menginjakkan kaki di Seram Bagian Barat pada 24 Januari 2022, ia datang dengan membawa tanggung jawab besar. Bukan hanya sebagai Kapolres yang bertugas menjaga keamanan dan ketertiban, tetapi juga sebagai pemimpin yang diharapkan mampu membangun hubungan yang harmonis di tengah keberagaman masyarakat.

Tiga tahun lebih berlalu, dan hari ini, saat namanya tercantum dalam surat telegram mutasi ke jabatan baru sebagai Wadansatbrimob Polda Maluku, kepergiannya bukan hanya sekadar pergantian jabatan biasa. Ia meninggalkan jejak yang begitu dalam, meninggalkan kisah yang akan selalu diingat oleh masyarakat Saka Mese Nusa.

Selama masa kepemimpinannya, AKBP Dennie tidak hanya dikenal sebagai sosok yang tegas dalam menjalankan tugas, tetapi juga pemimpin yang dekat dengan masyarakat, mengedepankan dialog, serta memahami bahwa membangun keamanan tidak cukup hanya dengan hukum dan kekuatan, tetapi juga dengan pendekatan humanis.

Inilah yang membuatnya berbeda. Ia tidak hanya berdiri sebagai seorang Kapolres, tetapi juga sebagai sahabat, saudara, dan bahkan pelindung bagi masyarakat yang ia pimpin.

Keberhasilannya dalam menjaga stabilitas keamanan di wilayah yang memiliki dinamika sosial yang cukup kompleks ini menjadi bukti nyata bahwa kepemimpinannya benar-benar memberikan dampak positif. Tahun 2024, yang dikenal sebagai tahun politik, sering kali menjadi tantangan besar bagi aparat keamanan, tetapi dengan inovasi dan pendekatan yang ia lakukan, Seram Bagian Barat tetap berada dalam kondisi yang aman dan kondusif.

Tidak hanya itu, ia berhasil membangun suasana persaudaraan yang erat di tengah perbedaan, menjadikan Seram Bagian Barat sebagai contoh bagaimana keberagaman bisa menjadi kekuatan, bukan pemicu konflik.

Ketika Ustad dan Pendeta Berbagi Panggung: Simbol Persaudaraan yang Sesungguhnya

Komitmennya dalam membangun toleransi dan kebersamaan tidak hanya sebatas kata-kata. Salah satu bukti nyata yang akan selalu dikenang adalah ketika ia menghadirkan dua tokoh besar, Ustad Das’ Ad Latif dan Pendeta Ridwan Hutabarat, dalam satu panggung di halaman Polres SBB pada 20 Agustus 2024. Acara bertajuk “Harmoni Dalam Perbedaan, Seram Bagian Barat Untuk Indonesia” ini menjadi salah satu momen bersejarah bagi masyarakat.

Hujan yang mengguyur wilayah SBB sejak siang hari tidak mampu menyurutkan semangat masyarakat yang ingin hadir dalam acara waktu itu. Mereka datang dari berbagai penjuru, bukan hanya untuk mendengarkan tausiah dan khotbah, tetapi juga untuk menyaksikan sendiri bagaimana pemimpin mereka berhasil menghadirkan simbol nyata dari persatuan di tengah perbedaan.

Bahkan, dalam sambutannya, Ustad Das’ Ad Latif mengungkapkan bahwa biasanya ia menerima undangan dari seorang jenderal, tetapi kali ini, ia sendiri yang berinisiatif menghubungi Kapolres Dennie karena begitu kagum dengan semangat persaudaraan yang ia bangun di tanah Seram Bagian Barat.

Acara tersebut bukan sekadar seremoni, melainkan bukti bahwa dengan niat baik dan ketulusan, perbedaan yang selama ini sering kali menjadi sekat dapat dijembatani dengan kehangatan, kebersamaan, dan rasa saling menghormati. AKBP Dennie tidak hanya berbicara tentang persatuan, tetapi benar-benar mewujudkannya dalam tindakan nyata.

Penghargaan Kak Seto Award dan Tokoh Kerukunan Beragama: Apresiasi atas Dedikasi Tanpa Batas

Atas segala upaya dan dedikasi yang ia berikan, AKBP Dennie pun mendapat penghargaan dari berbagai pihak. Pada 17 Agustus 2024, ia menerima Kak Seto Award atas inovasi “Polisi Sahabat Anak”, sebuah program yang benar-benar menyentuh kehidupan anak-anak di pelosok Seram Bagian Barat.

Program ini bukan hanya sebatas kampanye, tetapi benar-benar dieksekusi dengan baik. Polisi yang biasanya hanya dikenal dalam tugas penegakan hukum, kini hadir dalam wajah yang lebih ramah, lebih dekat dengan anak-anak, memberikan edukasi, perlindungan, serta membangun kesadaran sejak dini tentang pentingnya menjadi warga negara yang baik dan berakhlak.

Tak berhenti di situ, pada 4 Januari 2025, Kementerian Agama Seram Bagian Barat memberikan penghargaan kepada AKBP Dennie sebagai “Tokoh Kerukunan Antar Umat Beragama.”

Ini menjadi pengakuan resmi atas peran besarnya dalam menciptakan kedamaian, mencegah konflik antaragama, serta menjadikan Seram Bagian Barat sebagai contoh daerah dengan toleransi yang kuat.

Penghargaan ini bukan sekadar simbol, tetapi bukti bahwa apa yang ia lakukan benar-benar dirasakan dampaknya oleh masyarakat. Ia adalah pemimpin yang memahami bahwa keamanan tidak hanya soal mengendalikan situasi dengan kekuatan hukum, tetapi juga dengan merangkul semua golongan, membangun dialog, dan menciptakan rasa saling memiliki di tengah perbedaan.

Menutup Babak, Tetapi Bukan Akhir Kisah: Warisan Kepemimpinan yang Abadi

Kini, dengan amanah baru sebagai Wadansatbrimob Polda Maluku, AKBP Dennie meninggalkan Seram Bagian Barat dengan kepala tegak dan hati yang penuh dengan kebanggaan. Ia mungkin akan berpindah tugas ke tempat lain, tetapi namanya akan tetap hidup dalam kenangan masyarakat yang pernah merasakan sentuhan kepemimpinannya.

Banyak warga yang merasa kehilangan, seperti yang terlihat dalam berbagai pesan yang masuk ke telepon selulernya saat kabar mutasi itu tersebar. Ada yang mengungkapkan bahwa mereka merasa kehilangan sosok saudara, bukan hanya seorang Kapolres.

Ada pula yang mengaku tidak sanggup bertemu untuk mengucapkan perpisahan karena rasa haru yang begitu dalam. Ini bukan sekadar perpisahan seorang pejabat dengan masyarakat, tetapi perpisahan seorang pemimpin yang telah menjadi bagian dari keluarga besar masyarakat Seram Bagian Barat.

Tiga tahun lebih adalah waktu yang mungkin terasa singkat dalam hitungan kalender, tetapi bagi masyarakat Seram Bagian Barat, itu adalah periode emas di mana mereka merasakan kepemimpinan yang benar-benar hadir, melayani, dan memberikan makna. Seorang Kapolres mungkin bisa digantikan, tetapi sosok seperti AKBP Dennie Andreas Dharmawan akan selalu menjadi bagian dari cerita yang tak akan pernah hilang dari hati masyarakat.

Seram Bagian Barat telah kehilangan seorang pemimpin, tetapi warisan yang ia tinggalkan akan tetap hidup. Jejak yang telah ia torehkan tidak akan pudar, karena ia telah menjadi bagian dari sejarah, bagian dari kisah yang akan selalu diceritakan dari generasi ke generasi.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *