CNI.ID – Syaipudin Sapsuha menjadi satu-satunya peserta dari Timur Indonesia yang lolos masuk 10 besar dalam karya jurnalistik meliput isu teroris. Sapsuha merupakan salah satu karyawan di media harian Ambon Ekspres (AE) yang berpusat di kota Ambon.
Berbekal ketajaman insting jurnalisnya, Sapsuha berhasil membawa Bunga Toleransi di Bumi Rempah-Rempah karya tulisnya menjadi seorang pelopor perdamaian versi Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) RI.
Selanjutnya, pada tanggal 27 November nantinya, para peserta terbaik yang mengikuti lomba tersebut akan mengikuti penganugerahan di malam Anugerah Indonesia Damai pada tanggal 29 November mendatang.
Perihal prosesnya, sebagaimana pers rilis yang diterima dari BNPT, Jumaat (22/11) menyebutkan, penjurian Lomba Karya Jurnalistik BNPT 2018 dimulai sejak berakhirnya pengumpulan materi pada tanggal 31 Oktober 2018.
Diawali dengan seleksi administrasi tersaring 103 naskah yang lolos ke tahap lanjutan, yaitu penilaian oleh dewan juri yang terdiri dari Andi Intang Dulung, Yosep Adi Prasetyo, Abdullah Alamudi, Dwidjo Utomo Maksum, dan Willy Pramudya.
Kepala Subdirektorat Pemberdayaan Masyarakat BNPT, Andi Intang Dulung, yang menjadi juri representasi BNPT, menyampaikan ucapan terimakasih atas keikutsertaan seluruh peserta. Dia juga mengungkap syukur atas keberhasilan penyelesaian tahap penjurian tepat waktu sesuai perencanaan.
“Ada debat-debat kecil di antara juri, karena pada dasarnya semua karya yang kami terima bagus-bagus,” kata Andi Intang mengomentari kualitas karya yang masuk.
Jurnalis senior Dwidjo Utomo Maksum yang menjadi satu-satunya juri dari luar Jakarta juga mengungkap syukurnya atas terselesaikannya tahap penjurian. Ia yang sudah terlibat penjurian sejak lomba tahun lalu mengatakan, ada kabar gembira yang menjadikan seluruh juri bersemangat menyelesaikan penjurian tepat waktu.
“Ada peningkatan di sisi keikutsertaan jurnalis dari media-media mainstream di lomba tahun ini. Ini menggemberikan,” ungkap Dwidjo.
Hal tersebut dinilai oleh Dwidjo sebagai angin segar dukungan kalangan jurnalis pada upaya pencegahan terorisme. “Keikutsertaan mereka adalah bukti, peran dunia jurnalistik di upaya pencegahan terorisme,” tambahnya.
Lantas, siapa saja pemenang di Lomba Karya Jurnalistik BNPT 2018? Berikut daftar 10 karya terbaik :
1. Ngaji filsafat Biat rak sesat – Anang Zakaria – beritagar.id
2. Keluarga Membuat Eks Napiter JI Insyaf – Erik Permana Putra – Republika
3. Metamorfosis Stigma Teroris, dari Baju Gamis ke Rambut Klimis – M. Amir Tedjo Sukmono – ngopibareng.id
4. Perjuangan Menepis Sejarah Kelam Desa Tenggulun – Muhammad Ardiansyah – IDN Times
5. Ngobrol Bareng Mantan Kombatan dan Narapidana Terorisme tentang ke-Indonesia-an – Mochammad As’ad – Warta Bromo
6. Bunga Toleransi di Bumi Rempah-rempah – Syaipudin Sapsuha – Ambon Ekspres
7. Kisah Eks Lurah NII, Dirikan Republik Ngapak Tangkal Radikalisme – Ustad Mukorobin – RRI
8. Perlawanan Sang Mantan Komandan – Wakoz Reza Gautama – Tribun Lampung
9. Muslim Minim Wawasan Agama Rawan Terdoktrin Paham Radikalisme – Zainal Ibad – Harian Bhirawa
10. Agar Virus Radikalisme Tak Mewabah di Balik Jeruji Penjara – Zainul Arifin – liputan6.com
Selain memilih 10 karya terbaik, masih kata Samsul, dewan juri juga telah menetapkan 22 karya lainnya yang akan melengkapi 32 naskah untuk dibukukan sebagai materi kontranarasi terhadap radikalisme dan terorisme 2018.*** CNI-02