Jakarta,CakraNEWS.ID- Calon bintara Polri siap digembleng dengan pendidikan revolusi 4.0. Sebanyak 8.875 calon bintara Polri hasil seleksi tahun 2019 yang kini telah masuk ke Sekolah Polisi Negara (SPN) di seluruh Indonesia. Mereka terdiri atas 8.475 orang calon bintara pria dan 400 orang calon bintara polwan, Senin (5/8/19).
Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kalemendiklat Polri) Komjen Pol, Arief Sulistyanto, M.Si. dalam keterangan tertulis kepada Wartawan menjelaskan, pengertian revolusi 4.0, mengubah tata perilaku masyarakat, semakin kritis, semakin cepat, dan semakin transparan, sehingga bisa dikatakan No Place To Hide.
“Jajaran Lemdiklat Polri telah mempersiapkan kurikulum baru yang disesuaikan dengan perkembangan masyarakat dan tantangan baru khususnya menghadapi revolusi 4.0,”tutur Kalemendiklat Polri.
Jenderal bintang tiga itu, mengatakan seleksi calon anggota Polri tahun 2019, pada prinsipnya sangat ketat dengan animo calon anggota Polri yang mendaftar diseluruh Indonesia sebanyak 160.000.
“Mereka telah lolos dalam seleksi yang sangat ketat dengan animo calon yang mendaftar seluruh Indonesia sebanyak 160.000 pendaftar,” ungkap Kalemdikpol Polri Komjen Pol. Drs. Arief Sulistyanto, M.Si.
Kalemdikpol Polri menjelaskan, para calon bintara Polri ini adalah masa depan dan tulang punggung Kepolisian. Tentunya mereka harus dibekali dengan kurikulum pendidikan yang menjawab tantangan zaman.
“Visi pendidikan Polri untuk membentuk SDM Polri yang unggul dan kompetitif, tentunya juga selaras dengan visi Presiden RI Ir. H. Joko Widodo yaitu membangun SDM yang unggul untuk mewujudkan Indonesia Maju,” tutur Komjen Pol. Arief Sulistyanto.
Ia mengatakan, para calon bintara Polri ini adalah lulusan SMA dan SMK (Bidang Kompetensi Tertentu), yang akan menjalani Pendidikan Pembentukan Bintara Polisi Tugas Umum di seluruh SPN dalam masa 7 bulan. Pendidikan Pembentukan Bintara Polri ini akan dibuka secara serentak pada 6 Agustus 2019.
“Serangkaian kegiatan tradisi pendidikan yang lebih berorientasi pada pendekatan humanis dan penanaman sosok anggota Polri yang melayani dan melindungi akan dilaksanakan baik dalam kurikulum pengajaran maupun pengasuhan,” tutur mantan Kabareskrim tersebut.
Mantan Asisten SDM Kapolri itu menegaskan, tradisi kekerasan dan otoriter dihilangkan diubah dengan pola perilaku yang komunikatif dan demokratis namun tetap tegas dalam bersikap, cerdas dalam berpikir, dan bertindak.
Lanjut dikatakanya, oleh karena itu Polri di samping dibekali dengan kemampuan IT, juga harus bisa mengadaptasi perubahan tersebut. Polri tidak boleh salah bertindak, siap dikritik dan dikoreksi, akuntabel, dan menyelesaikan setiap permasalahan yang terjadi dengan cepat, tepat, dan tuntas
Selain itu, pola pendidikan dan pengasuhan terhadap para siswa juga disesuaikan dengan pendekatan sesuai generasi mereka, yaitu generasi milenial.
“Perubahan ini harus dilakukan untuk merespons perkembangan zaman supaya Polri bisa semakin adaptif dengan perubahan masyarakat, mengingat para bintara ini merupakan tulang punggung pelaksana tugas Polri di lapangan. Delapan puluh persen komposisi personel Polri adalah para bintara sehingga dalam proses pendidikan dan latihan kali ini betul-betul diintensifkan untuk membentuk mereka menjadi Bintara Polri Profesional yang berintegritas tinggi,”Pungkasnya. (CNI-01)