Kampanye Terkahir di Leksula, Safitri Akui Kali Ini Lebih Hikmat dan Syahdu

Adventorial News

Namrole, CakraNEWS.ID– PENUH Hikmat dan syahdu kampanye terkahir Safitri Malik Soulissa calon Bupati Buru Selatan di Leksula. Pasalnya, tumpah ruah masyarakat serta agenda penyambutan istimewa sebagai wujud totalitas dukungan dilakukan masyarakat terhadap Safitri dan rombongan.

“Kami disambut begitu antusias. Disambut dengan kain gendong ini mengingatkan saya Tiga tahun yang lalu. Tetapi bedanya, kali ini sangat berhikmat. Kami diterima dan diberikan keberkatan mudah-mudahan ini bagian dari bagaimana kita berbicara tentang kemajuan Leksula kecamatan tua. Orang Leksula itu orang-orang cerdas itu yang saya tahu,” akui Saiftri.

Safitri dalam progres pembangunan selama memimpin, perlahan mementaskan persoalan rentang kendali.

“Rentang kendali pelan-pelan kita sudah jawab. Saya sudah berkali kali bolak-balik jalan Leksula – Namrole. Tahu betul dan merasakan bagaimana yang dirasakan masyarakat. Jadi hari ini semua bisa datang ke sini karena saya sudah menjawab apa ya memang selama ini menjadi kendala utama,” akui Safitri.

Safitri akui, kurung waktu Tiga tahun setengah, banyak pencapaian yang telah dilakukan.

Bahkan diakui, sejauh ini fitnah terhadap dirinya masif dilakukan. Namun karena kerja kerja nyata dapat mematahkan fitnah fitnah tersebut.

“Saya tidak menjanjikan apa-apa tetapi selama Tiga tahun saya mempertanggung-jawabkan dana pelayanan publik kepada masyarakat. pertanggungjawabkan pelayanan publik kepada masyarakat saya bikin menyala supaya jangan ada bahasa-bahasa seolah-olah itu Bupati tinggal beronda saja Bupati tinggal ini tinggal itu,” ungkap Safitri mengendus.

Bupati perempuan pertama di Maluku itu bermimpi untuk mencerdaskan. Masyarakat Buru Selatan harus cerdas terutama masyarakat adat.

“Saya tidak menjanjikan apa-apa namun tapal batas yang saya sudah lakukan itu bentuk dari penghargaan saya terhadap masyarakat. Ada tapal batas di mana Batu Karang dengan Way Hotong itu bagaimana supaya jangan lagi ada konflik secara adat.”

“Bicara adat orang tidak bicara bakalai. Ini bukan dulu-dulu, ini sudah zaman terang orang bicara Bagaimana mencerdaskan anak-anak. Bagaimana tingkat kesehatan. Ingatan banyak hal yang sudah saya lihat hampir 20 tahun. Banyak yang saya lihat dan saya punya hati nurani hanya ingin memanusiakan manusia,” tambah Safitri menegaskan.

Politisi PDIP itu menambahkan, dirinya memilih Hemfry Beni Lesnussa karena telah banyak brbuat kepda masyarakat. Terutama masyarakat Leksula.

“Banyak membantu orang Leksula makanya saya memilih beliau. Beliau tahu dengan situasi dan tekanan atau secara batin apa yang diinginkan Masyarakat khususnya masyarakat Leksula,” terang Safitri.

Safitri mengingatkan, masyarakat menggunakan hak pilihnya dengan memilih pasangan berjargon DAH.

“Dan hari ini kita kampanye yang terakhir. Ingat ini pesta demokrasi. Dia punya nama pesta. Pesta itu orang gembira.*** CNI-04

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *