Ambon, CakraNEWS.ID– DISELA-SELA kunjungan kerjanya di Ambon, Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD), Jenderal TNI Dudung Abdurachman, memberikan kuliah umum di Audiotorium Universitas Pattimura (Unpatti), Rabu (12/04).
Dihadiri ratusan Mahasiswa, Jenderal Dudung memparkan materi seputar “Mahasiswa Dalam Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa.”
Umumnya orang nomor satu lingkup TNI AD itu membawa pikiran Mahasiswa secara global kemudian mengurucut pada kondisi kekinian tanah air.
Dipaparkan, Indonesia menduduki peringkat ke-99 dari 179 negara di dunia yang indeks kerentangan sosial yang mencolok tahun 2021. Dimana kata dia, adanya konflik yang berkepanjangan di banyak negara. Yyang mana Sudan menjadi contoh efek krisis hingga kelaparan rakyatnya di mana-mana.
Indonesia sendiri lanjut Dudung, cukup rentan karena memiliki berbagi suku ras dan agama yang jika tidak dikelola dengan baik, maka muda sekali terjebak konflik.
Perlu kiranya kesadaran masyarakat terutama mahasiswa kaum terpelajar, mengkristalkan semangat para pendiri bangsa dalam menyusun dasar negara.
“Munculnya kerelaan untuk lebih mendahulukan kepentingan bangsa daripada kepentingan kelompok. Bangsa ini milik bersama dan buka milik kelompok tertentu,” tegas dia.
Lulusan Akmil 1988 itu memaparkan, kemerdekaan yang diperoleh saat ini merupakan hasil dari jerih payah dan tetesan keringat seluruh tumpah darah Indonesia.
Dirinya mengajak mahasiswa untuk bercermin dari sejarah pahlawan. Bung Tomo muncul sebagai tokoh muda di umur 23 tahun memimpin ribuan rakyat Surabaya. Jenderal Sudirman bergeriliyah dengan kondisi sakit dan ditandu.
“Sejarah membuktikan, persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sangat kuat saat menghadapi ancaman eksternal,” papar Kasad.
Mantan Gubernur Akmil itu mengingatkan, sejarah 660 tahun silam nenek moyang bangsa Indonesia telah menghargai dan menghormati perbededaan. Sementara diwaktu yang sama, benua Amerika dan Eropa perbudakan masih terjadi.
“Nilai-nilai bangsa menghormati perbedaan,” tegasnya.
Jenderal Dudung mengendus, negara Indonesia keseringan diuji dengan ancaman dari dalam alias internal. Seharusnya, nilai-nilai bangsa Indonesia dapat diguakan saat menghadapi ancaman internal.
Sedikitinya terdapat Tujuh (7) point nilai bangsa Indonesia: Menghormati perbedaan, Mendahulukan kepentingan umum, Rela berkorban, Pantang menyerah, Gotong royong, Optimisme dan Nasionalisme.
“Nilai-nilai kebangsaan itu harus dipahami sebagai wawasan kebangsaan. Wawasan kebangsaan yang menyatu secara utuh, menjadi jiwa bangsa Indonesia, dan nilai-nilainya mengkristal dalam Pancasila sebagai nilai ke-Indonesia-an,” tekannya.
Motivasi Peran Kunci Sukses Mahasiswa
Menurut Jenderal TNI bintang Empat ini menyatakan, peran Mahasiswa dalam memperkuat persatuan dan kesatuan ada empat, yakni; peran sebagai agen perubahan, penjaga nilai, penerus bangsa dan pengontrol sosial.
Perihal sukses, kuncinya lupakan masa lalu yang tidak bernilai, selanjutnya lakukan yang terbaik hari ini secara optimal dan terakhir, cita-cita dan harapan teruslah diperjuangkan.
“Sekecil apapun kebaikan yang kita perbuat, akan menjadi riak kebaikan yang tak berujung. Begitupun sebaliknya,” tutup jenderal Dudung.***
Untuk diketahui, kulia Umum itu dihadiri Rektor Unpatti Prof. J Sapteno dan jajaran pejabat lingkungan akademis serta Panglima Kodam XVI/Pattimura ,Mayjen TNI Richard Tampubolo beserta jajaran perwira dan pejabat utama Kodam.*** CNI-02