Ambon,CakraNEWS.ID- Kasus pembunuhan terhadap seorang gadis berdarah Ambon, Kesia Irena Yola Lestaluhu, menarik perhatian serius dari anggota Komisi I Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Maluku, Bisri As Sidiq Latuconsina.
Ia menegaskan bahwa kasus ini harus diusut secara tuntas tanpa pandang bulu, terutama karena pelaku yang diduga merupakan oknum anggota TNI-AL.
“Kami menyayangkan peristiwa ini terjadi. Kasus ini harus diungkap transparan, dan pelaku, apalagi jika benar anggota TNI-AL, harus diproses tanpa tebang pilih,” tegas Latuconsina kepada media di Jakarta, Kamis, 23 Januari 2024.
Sebagai informasi, Komisi I DPD RI membidangi urusan politik dan hukum serta bermitra dengan TNI/Polri dan instansi terkait lainnya.
Jenazah Yola Lestaluhu, yang masih berusia 20 tahun, ditemukan warga dalam kondisi tanpa busana di tepi Pantai Saoka pada Minggu, 12 Januari 2025, sekitar pukul 10.00 WIT.
“Kami mendorong penegak hukum untuk mengungkap kasus ini secara transparan. Tidak boleh ada yang ditutup-tutupi. Kami di Komisi I akan terus memantau hingga pelaku mendapatkan hukuman setimpal,” ujar Latuconsina.
Ia juga menekankan bahwa sebagai abdi negara, seorang anggota TNI-AL seharusnya bertanggung jawab melindungi masyarakat, bukan sebaliknya menjadi pelaku kejahatan.
“Jika terbukti bersalah, pelaku harus dipecat dan diproses sesuai hukum yang berlaku,” lanjutnya.
Latuconsina juga meminta Mabes TNI-AL untuk membantu mengungkap kasus ini agar pelaku segera diadili, sehingga keluarga korban dapat memperoleh keadilan dengan cepat.
Sementara itu, puluhan warga Maluku menggelar aksi unjuk rasa di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Sorong. Mereka mendesak DPRK untuk membentuk panitia khusus (Pansus) guna menginvestigasi kasus tersebut.
“Aksi ini bertujuan mendesak DPRK Sorong segera membentuk Pansus pencari fakta kematian Kesia di Pantai Saoka,” ujar koordinator aksi, Zainudin Madamar, Kamis, 23 Januari 2024.
Madamar menambahkan, pihak keluarga korban masih menemukan sejumlah kejanggalan dalam proses penyelidikan, termasuk kronologi dan rekonstruksi kasus.
“Kami curiga ada lebih dari satu pelaku dalam kasus ini. Banyak kejanggalan yang belum terjawab, dan kami akan terus mendesak agar kasus ini diusut tuntas,” tutupnya.
Aksi unjuk rasa tersebut juga melibatkan masyarakat Maluku dan Sulawesi Utara yang turut merasa terlukai oleh peristiwa tragis ini. **CNI-04