Makna Idul Fitri
Melansir laman resmi Nahdlatul Ulama (NU), Idul Fitri bukan sekadar tentang hari perayaan, pakaian baru, dan hal-hal lain yang serba baru. Meski pada dasarnya umat muslim disunnahkan untuk menggunakan pakaian baru, tetapi secara hakikat, bukan itu makna sesungguhnya dari Hari Raya Idul Fitri.
Lebih dari itu, Idul Fitri dimaknai sebagai bentuk refleksi diri, bentuk rasa syukur, dan kegembiraan. Dalam hal ini, refleksi diri berarti setiap umat muslim dianjurkan untuk introspeksi diri dan kembali kepada fitrah Islamiyah.
Artinya, umat muslim diharapkan dapat kembali suci setelah dibersihkan dengan puasa Ramadan selama 1 bulan penuh, yang kemudian disempurnakan dengan mengeluarkan zakat fitrah sebagai bentuk rasa syukur dan berbagi kepada sesama, serta saling memaafkan atas kesalahan yang pernah terjadi.
Jika dilihat dari gabungan katanya, Idul Fitri berasal dari dua kata, yaitu ‘id’ dan ‘al-fitri’. Id secara bahasa berasal dari kata ada – ya’uudu, yang artinya kembali. Sedangkan, kata al-fitri memiliki dua makna, yaitu suci dan berbuka. Suci artinya bersih dari segala dosa, kesalahan, dan keburukan. Sementara itu, makna fitri yang berarti berbuka didasari oleh hadits Rasulullah SAW, yaitu:
“Dari Anas bin Malik: Tak sekali pun Nabi Muhammad SAW pergi (untuk shalat) pada Hari Raya Idul Fitri tanpa makan beberapa kurma sebelumnya.”
Lantas, bagaimana dengan makna lebaran? Umat muslim di Indonesia memang identik menyebut Idul Fitri sebagai lebaran. Berdasarkan KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia, Lebaran dijelaskan sebagai hari raya para umat Islam pada tanggal 1 Syawal setelah ibadah puasa selesai dijalankan selama bulan Ramadhan.
Terkait asal usul istilah lebaran ini ternyata ada berbagai versi yang sudah ada sejak zaman dahulu. M.A. Salamun, seorang sastrawan di era 1960-an menganggap istilah lebaran berasal dari tradisi Hindu, yang artinya selesai, usai, atau habis. Dalam hal ini menandakan bahwa habisnya masa berpuasa di bulan Ramadan.
Ada pula anggapan lebaran yang berasal dari kata ‘lebar’, yang artinya luas atau lapang. Istilah ini merupakan metafora bagi umat muslim untuk saling berlapang dada dan ikhlas sehingga dianjurkan untuk saling memaafkan terhadap sesama.
Namun hingga saat ini, belum ada sumber otentik tertulis terkait asal kata lebaran dan sejak kapan istilah ini mulai dipakai. Yang jelas, istilah lebaran tidak dikenal dalam bahasa Arab. Itulah mengapa istilah ini erat kaitannya dengan pengaruh budaya di Indonesia.
Tradisi Idul Fitri di Maluku
Setiap daerah tentu memiliki tradisi khas untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri, begitu pula dengan umat muslim di Indonesia. Anda pasti sudah sangat familiar dengan mudik, takbiran, beli baju baru, dan lain sebagainya, bukan? Itu hanya sebagian kecil tradisi yang biasa dilakukan umat muslim di Indonesia. Ada beragam tradisi khas dengan cerita unik di baliknya.
Berikut adalah beberapa tradisi Idul Fitri yang masih dilakukan hingga saat ini di Maluku:
-
Mudik
Pulang kampung atau mudik menjadi tradisi lebaran orang Indonesia yang cukup fenomenal. Tradisi ini biasanya dilakukan beberapa hari atau bahkan minggu sebelum Idul Fitri tiba. Tradisi ini jadi momen untuk saling bersilaturahmi antara keluarga yang sudah merantau ke berbagai daerah.
-
Ketupat
Perayaan Hari Raya Idul Fitri rasanya kurang lengkap tanpa kehadiran ketupat dan lauk pauk lainnya. Ketupat menjadi salah satu makanan khas orang Indonesia saat lebaran tiba. Biasanya ketupat disajikan dengan opor, rendang, gulai, sambal goreng kentang, dan masakan khas lainnya.
-
Malam takbiran
Tradisi lebaran selanjutnya yang identik dengan umat muslim di Indonesia yaitu malam takbiran. Biasanya takbiran dilakukan pada malam hari menjelang Idul Fitri, di mana orang-orang akan berkeliling mengumandangkan takbir sambil menabuh bedug dengan meriah. Namun, umumnya pawai takbiran ini pun berbeda-beda di setiap daerah, tergantung tradisi yang sudah turun temurun di daerah tersebut.
-
Ziarah ke makam
Tradisi selanjutnya yaitu ziarah atau ‘nyekar’ ke makam keluarga dan leluhur. Biasanya tradisi ini dilakukan sehari sebelum Idul Fitri atau setelah shalat Eid. Tak jarang pula orang yang membawa bunga-bunga atau kemenyan saat berziarah ke makam.
-
Parcel atau hampers lebaran
Parcel atau hampers juga jadi salah satu tradisi Idul Fitri yang cukup populer di Indonesia. Biasanya orang-orang akan saling mengirimkan parcel atau hampers, baik untuk keluarga, sahabat, atau rekan kerja yang merayakan Idul Fitri. Saat ini banyak parcel lebaran cukup variatif dan kreatif sehingga lebih mudah bagi Anda untuk memilih parcel yang cocok.
-
THR
Tradisi lebaran lainnya yang identik di Indonesia yaitu salam tempel atau pembagian THR. Biasanya tradisi ini dilakukan oleh anggota keluarga yang telah dewasa dan berpenghasilan, nantinya mereka akan membagikan amplop berisi sejumlah uang kepada saudara yang masih kecil. Tak heran jika THR menjadi tradisi yang ditunggu oleh anak-anak saat Idul Fitri tiba.
-
Halal bi halal
Idul Fitri di Indonesia juga sangat identik dengan silaturahmi dari satu rumah ke rumah lainnya. Biasanya kegiatan silaturahmi atau halal bi halal dilakukan di hari pertama dan kedua Idul Fitri. Ini merupakan momen untuk mengunjungi keluarga, sahabat, atau tetangga untuk saling memaafkan dan merayakan hari raya.
Itulah beberapa tradisi lebaran yang identik dilakukan oleh sebagian besar umat muslim di Indonesia. Melakukan beragam tradisi tersebut memang butuh persiapan yang matang sejak jauh-jauh hari, termasuk saat membeli kebutuhan menjelang Idul Fitri, seperti beli baju baru, kebutuhan makanan pokok, THR, dan lain sebagainya. *** CNI-04