Jakarata,CakraNEWS.ID- Proses penyelidikan terhadap pengungkapan jaringan Jamaah Islamiah, yang diduga telah telah tersebar di beberapa Provinsi di Indonesia, terus dilakukan oleh Kepolisian Republik Indonesia. Pasalnya dari penangkapan Polri kepada seorang pria bernama Para Widjayanto yang diduga sebagai pimpinan dari jaringan Jamaah Islamian (JI), polisi terus melakukan pengembangan dan pemeriksaan secara intensif.
Dari hasil pemeriksaan, polisi menjelaskan, Para Widjayanto sebagai amir atau pimpinan Jamaah Islamiah. Para Widjayanto ditangkap di akhir bulan Juni lalu bersama istrinya saat berada di Hotel Adaya, Jalan Kranggan, Jati Sampurna, Bekasi, Jawa Barat.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo dalam rilisnya kepada Wartawan (16/7/2019), menjelaskan Para Widjayanto bersama organisasinya tersebut memiliki pengaruh kuat, khususnya di wilayah Jawa Barat. Pengaruh pimpinan tersebut sangat besar kepada masayarakat di provinsi tersebut.
“Dari analisis dan data yang kami dapatkan, sementara ini memang paling kuat pengaruhnya di Jawa Barat. Sangat besar dan signifikan pengaruh jaringan ini,” jelas Karo Penmas Divisi Humas Polri
Ia mengatatakan, Paham JI berusaha untuk terus menyebarkan pengaruhnya ke wilayah lain. Jawa Tengah dan Jawa Timur telah tersebar luas dan terus dilakukan antisipasinya oleh kepolisian. Tidak hanya di Pulau Jawa saja, Pulau Sumatera ternyata juga menjadi target mereka dalam penyebarannya.
“Iya di beberapa wilayah telah tersebar jaringan ini. Pulau Jawa, Sumatera bahkan di Kalimantan juga. Tetapi tidak terlalu signifikan. Termasuk di Sulawesi juga serta Papua Barat yang menjadi penyebaran mereka,” tutur Jenderal bintang satu itu
Ia mengungkapkan, modus jaringan ini untuk masuk dan menyebarkan pahamnya adalah dengan ikut pengajian dan perlahan memberikan pengaruh sesuai ajarannya. Dan jaringan ini selalu mengklaim kalau ajaran merekalah yang paling benar kepada masyarakat.
“Pola pendekatan khas itu dipakai sama dia (JI) dalam rangka menyebarkan paham dia, karena dia menilai pahamnya paling benar. Dan mereka merekrut bukan secara kuantitas tetapi secara kualitas jauh lebih dibutuhkan mereka untuk terus menyebarkan ajaran-ajarannya,” Ungkapnya. (CNI/Polri)