Ambon, CakraNEWS.ID– Belakangan ini masyarakat Kota Ambon mulai disibukan dengan pembahasan-pembahasan ringan tentang Pemilihan Kepala Daerah baik untuk Kepala Daerah Provinsi Maluku ataupun Kepala Daerah Kota Ambon.
Kendati baru sebagian kecil masyarakat yang berdiskusi tentang Pilkada, terutama di kalangan politisi, aktifis dan mungkin juga sebagaian para pemangku kepentingan di daerah ini tetapi kian hari menjadi topik menarik.
Yang membuat topik pilkada menjadi menarik adalah siapa saja figur yang pantas menjadi pemimpin roda pemerintahan di daerah ini lima tahun kedepan
Pasti yang dibahas tak lepas dari siapa kandidat tersebut, bagaimana keberadaan dan latar belakangnya, jenjang pendidikannya, bahkan terkadang masuk ke masalah-masalah pribadi, seperti dari mana asal keluarganya, sampai pada tujuan dia untuk mencalonkan diri seperti apa ??
Dari sejumlah nama yang santer digadang- gadang layak menjadi Kepala Daerah khusunya di Kota Ambon, muncul ke publik sebuah nama baru yang bikin orang penasaran, ya.. dialah sosok Fenly Tahapary, S.H, M.M.
Ketika menyebut nama tersebut publik di Kota Ambon mulai bertanya-tanya “siapa sih orang ini ?” “kenapa orang ini mau maju bertarung di Pilkada Kota Ambon?”
Untuk menjawab rasa penasaran masyarakat tentang figur Millennial tersebut, media ini berkesempatan mewawancarai Ferly Tahapary pada salah satu hotel di Kota Ambon Senin, (22/04/2024).
Awalnya sepintas dari raut wajah dan penampilannya, lelaki yang biasa disapa Pak Ferly ini terlihat tegas dam berwibawa ternyata beliau tipe orang yang humbel, bersaja, bahkan sesekali terlihat santai.
Itulah kesan pertama ketika media ini mulai berbicara dengan beliau. Pria kelahiran Akoon, 05 Agustus 1981 ini, menjelaskan kalau dirinya punya niat yang tulus mencalonkan diri sebagai Walikota Ambon untuk menjadi pelayan bagi masyarakat “karena masyarakat itu Raja dan Ratu, Tuan dan Nyonya, sedangkan Kepala Daerah hanyalah pelayan, masyarakat,” tegas Tahapary.
Menurut alumni SLTP Negeri Ameth Tahun 1997 ini, untuk membangun Kota Ambon agar lebih berkembang harus berani buat terobosan-terobosan baru yang lebih nyata, kreatif dan dinamis.
Dengan jargon “Toma Majua” for Ambon lebe bae pria yang pernah mengenyam pendidikan S1 di Fakultas Hukum Universitas Kristen Papua Sorong ini, menuturkan, dalam benak dia yang dikatakan Ambon lebih baik itu, akan dimplementasikan lewat Visi nya yakni “Terwujudnya masyarakat Kota Ambon yang sejahtera, mandiri dan bermartabat,” caranya gimana ?
Tentu saja lewat tujuh misinya masing – masing
- Membangun kwalitas sumber daya manusia yang sehat, cerdas, yang profesional dan beretika.
- Membangun fondasi kelembagaan dan struktur ekonomi daerah yang mengsejahterakan masyarakat.
- Membangun Biro Krasi Pemerintah daerah yang efisien dan efektif di bawah panji tata kelola pemerintah yang baik (good governance).
- Mengembangkan prasarana dan sarana daerah dalam upaya meningkatkan pelayanan publik.
- Menjaga kelestarian lingkungan dengan mewujudkan kota Ambon sebagai kota wisata dan kota Seni.
- Menjaga kelestarian budaya dan hak – hak dasar masyarakat.
- Memberdayakan tokoh Agama, tokoh adat, tokoh pemuda serta tokoh perempuan dalam menjaga solidaritas Umat guna menciptakan keamanan lingkungan dan toleransi antar umat saat menjalankan ibadah.
Kalau dilihat dari visi dan misi alumnus S2 Magister Menagemen Universitas Indonesia Timur (UIT) Tahun 2024 ini, semua yang sudah dirancangkan tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak dimulai dengan ketulusan hati untuk melayani.
“Sebelum saya berproses menyiapkan diri sebagai calon Walikota Ambon yang pertama-tama saya lakukan adalah bersih diri dan bersih hati. Keikhlasan dan ketulusan hati untuk bekerja, itu modal awal perjuangan saya,” ungkap Tahapary.
Jauh kedepan, lanjut dia, untuk kemajuan kota ambon dirinya sangat meyakini kemajuan yang sudah ada harua dilanjutkan, seperti Ambon City of Music dengan icon tersebut tentunya berpotensi untuk megembangkan sektorlain seperti pengembangan sektor pariwisata, agar pendapatan daerah tidak bersumber hanya dari pajak dan retribusi tetapi sektor-sektor lain yang bisa berkontribusi mendatangkan pendapatan harus dieksekusi juga.
Ketika ditanya keseiapan diri untuk maju di Pilkada kota Ambon sebagai Bakal Calon Walikota Ambon, 2024-2029 ayah dari tiga orang anak ini mengatakan, dukungan dari istri dan anak-anak merupakan modal dasar yang sangat kuat.
“Restu dari keluarga itulah yang paling penting tetapi yang terutama restu dari TUHAN adalah yang segala-galanya,” ucap anak keenam dari pasangan Agusthinus Tahapary dan Dorthea Wattimena ini.
Diakhir diskusi itu, Fenly Tahapary menegaskan kalau dengan motto hidup ” melayani dengan kasih, memberi dengan hati” dirinya yakin semua yang dia cita-citakan untuk masa depan ambon lebih baik pasti akan diberkati.***